Restoran sekelas Benedict sudah
pasti punya rentetan menu yang panjang. Restoran yang menyuarakan peresmiannya di awal tahun 2015 ini, mengambil tema “all day breakfast”. Sebagai representasi "menu sarapan sepanjang hari", Benedict menyesuaikan konsep sebagaimana makna sarapan sebagai pemula sebelum beraktifitas. Jika diselami salah satu resto besutan Union Group ini lebih banyak menyajikan
olahan makan pagi bergaya western yang juga “aman” dikonsumsi sepanjang hari.
Egg in a Jar
Usut
punya usut, Benedict punya menu signature
yang jadi primadona, ialah Egg in a Jar. Istimewanya, menu ini terbuat dari telur
yang dimasak di suhu 63°C. Dengan proses pemasakan yang relatif singkat, sang juru masak rupanya ingin menonjolkan sisi kelembutan yang seharusnya di dapatkan dari sebongkah telur.
Dilengkapi dengan mac & cheese, jamur shitake, potato foam, dan brioche,
menu ini langsung jadi pembuka yang impresif.
Salmon
Sliders
Konsep casual dining yang diemban juga tergambar di menu berikutnya, Salmon
Sliders. Menu ini beralaskan Corn Blinis, yakni makanan khas Rusia yang berbentuk menyerupai
pancake tipis dan salmon sebagai tokoh utama. Rupanya sang juru masak ingin
mengedepankan makanan light meal yang
tidak mengenyangkan, tetapi setidaknya cukup untuk mengisi perut. Bagi saya
pecinta Salmon, olahan daging ikan laut ini seolah membuat indera perasa tak
berani berkutik. Bagi saya, tidak ada yang bisa menyamai karakteristik rasa
Salmon, terlebih jika diolah secara tepat. Sementara penambahan elemen seperti Jalapeno, Crème Fraiche, dan Tobiko membuat rasanya semakin kompleks.
Benedict
Burger
Beralih ke menu berikutnya, ada Benedict
Burger. Bayangkan saja, 180 gr prime beef patty bersembunyi di balik roti
burger. Belum sampai di sana, menu yang satu ini juga melibatkan white cheddar cheese, jamur Portobello, dan truffle aioli yang membuat sentuhannya semakin berwarna. Sebagai
tambahan karbohidrat, French fries hadir sebagai kondimen dan fuala! sepiring Benedict
Burger ludes seketika.
Apple Aloe Vera
Ah, minuman ini seakan membuat saya tersilap dengan
karakteristiknya. Paduannya apalagi kalau bukan buah apel dan lidah buaya yang mampu menghipnotis siapa saja yang mencicipinya. Guna menghadirkan rasa yang lebih kompleks, komponen lain yang sukses jadi penyumbang rasa antara lain jahe, seledri,
dan cengkeh. Selain melegakan juga menyehatkan, bukan?
Pikiran saya seolah masih meraba.
Tempat baru memang disinyalir mampu menarik euforia masyarakat yang
begitu besar, terutama
datang dari kalangan anak muda. Saya jadi ingat, terlampau lalu ketika
rasa penasaran saya mengantarkan ke sebuah resto yang baru beberapa hari
setelah resmi dibuka, Nomz Kitchen. Resto yang terletak tidak jauh dari area Benedict ini dipenuhi antrean mengular menghiasi pintu
masuk. Kecenderungan ini pada akhirnya menimbulkan pertanyaan baru. Apakah konsistensi para pemain baru akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya?
Benedict
Grand Indonesia East Mall LG
Jakarta
(021) 2358 12380
Categories:
Hang Out