Mengikuti pola konsumsi orang
Indonesia, bidang makanan dan minuman masih menjadi pilihan terbaik untuk
berbisnis. Jadi tak usah heran, deretan kuliner hadir menyerbu tanah air,
khususnya ibukota. Metode konvensional kerap dilirik, salah satunya adalah
dengan penggunaan konsep food court.
Adalah Urban Kitchen, tempat berkuliner yang mengusung konsep Boutique Food Court. Tempat makan yang
baru saja merampungkan renovasi interiornya ini, hadir atmosfer yang lebih
moderen. Nuansa kayu tetap menjadi primadona, sementara layout industrial tampak memperkental suasana yang diusung. Merupakan
bentuk update yang mampu memanjakan
kaum urban di ibukota.
Menempati lokasi yang luas tepatnya
di lantai 5 Pacific Place Mall, Urban Kitchen menganut sistem pembayaran dengan
menggunakan kartu agar lebih praktis. Bagian menyenangkannya lagi, seakan
mengerti keinginan kaum urban, pengunjung akan dimanjakan dengan sistem antar
sehingga tidak perlu mengantri untuk menunggu makanan. Terapan ini tentu
berbeda dengan food court lainnya
yang biasanya beraliran self
service.
Masuk ke pembahasan mengenai
makanan, keanekaragaman pun ditampilkan mulai dari Western, Asia, sampai
masakan nusantara. Nyatanya, variasi makanan terlihat jelas dari jumlah spot makanan yang tersebar di area Urban Kitchen.
Sushi menjadi pilihan yang
menyenangkan malam itu dan Nigiri saya kira adalah penghantar yang tepat.
Walau bukan masuk ke dalam jajaran appetizer,
porsinya cocok dijadikan menu makanan pembuka. Sushi nampaknya kurang lengkap
tanpa cocolan soyu. Ketika keduanya menyatu berhasil menghentakkan rasa yang tak biasa.
Makanan khas negeri lain yang dapat
memukau indera perasa lainnya adalah Chicken Karaage. Coba kita kesampingkan dulu
mengenai tampilan, Karaage yang satu ini punya rasa yang mampu berlakon layaknya
tokoh utama. Dikelilingi dengan kondimen lainnya, satu porsinya berhasil
membuat perut kekenyangan.
Saya rasa makanan yang tak boleh
terlewatkan adalah Dimsum. Secara visual, mungkin akan nampak biasa. Tapi soal
rasa bisa diadu. Erat kaitannya dengan cita rasa lidah masyarakat kita, Dimsum
ini berhasil menebus rasa ’mewah yang sederhana’. Sementara cocolan saus sambal melekatkan harmonisasi yang indah.
Di akhir sesi, Strawberry Squash
sempat membuat saya jatuh hati. Kreativitas terproyeksi di awal perjumpaan. Kejutan
klimaksnya ada pada saat Anda menyeruput minuman cantik ini. Sensasi
menyegarkan langsung menyeruak manakala rasa asam bergelora dengan buah strawberry
yang senada.
Lanjut ke ranah dessert, ada Peek
A Boo. Potongan roti tawar yang tebal dengan dua scoop es krim sebagai filling. Terlepas dari
masalah selera lidah, bagi saya dessert yang satu ini merefleksikan betapa
besarnya kecintaan Anda terhadap sebuah kreasi dessert. Pasalnya, Pee A Boo
punya rasa manis yang dominan. Belum lagi ditambah dengan paduan dingin dari duo es krim yang menyenangkan.
Mengemban misi melestarikan masakan nusantara, Urban Kitchen menggandeng tenant yang diberi nama Warung 100 Hari. Dinamakan demikian karena setiap 100 hari tenant tersebut akan digilir sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemunculannya tentu bertujuan agar pengunjung tidak cepat bosan dengan kreasi makanan yang tersedia.
Urban Kitchen
Pacific Place Mall, 5th Floor
Jakarta
021 5797 3160
Categories: